Rakyat Gaza dan Palestina rela kehilangan harta dan nyawa demi Masjidil Aqsha, kiblat pertama dan demi kehormatan umat Islam sedunia
Wanita berjilbab itu mengguncangkan tubuh anaknya berkali-kali. “Bangun, nak. Ayo buka matamu. Ayah/ibu tidak sempat melihatmu tumbuh dewasa,” kata pria paruh baya itu meletakkan anaknya di lantai rumah sakit.
Namun Kamal Shaat (9 tahun), nama gadis itu, telah pergi menghadap Allah Swt, usai bom ‘Israel’ yang meledakkan rumahnya. Ratusan bahkan mungkin ribuan anak mengalami nasib seperti Kamal Shaat.
Adalah Adi Abu Muhsin, bayi mungil yang syahid ketika usianya baru sehari. “Belum terbit akta kelahiran sudah dapat akta kematian, “ tulis Quds News Network, jaringan media Palestina.
Di Rumah Sakit Asy Syifa’ para petugas medis sibuk mengurus ratusan orang luka, wajahnya hancur, atau yang kehilangan sebagian anggota tubuh. Di tempat lain, di RS Indonesia, puluhan bayi dan anak-anak menangis tanpa didampingi ibu bapaknya yang kemungkinan sudah syahid.
Selama lebih sebulan, Jalur Gaza yang padat, dihujani puluhan ribu bom selama 24 jam tanpa henti. Bom menghancurkan sekolah, kamp pengungsi, masjid, gereja, dan rumah sakit.
Pada Selasa (17/10/2023) malam, serangan hari ke 10, jet-jet udara ‘Israel’ membom RS al-Ahli al-Arabi, yang juga dikenal rumah sakit Baptis, membunuh sekitar 500 orang sekali bom.
Bebasnya Al-Aqsha
Selama serangan ‘Israel’ ke Gaza bulan Oktober kemarin, Zionis menjatuhkan lebih dari 25.000 ton bahan peledak, setara dengan dua bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki pada Perang Dunia 2.
“Sebagai hasil dari perkembangan teknologi kekuatan bom, bahan peledak yang dijatuhkan di Gaza mungkin memiliki kekuatan dua kali lipat dari bom nuklir,” kata Pemantau Hak Asasi Manusia EuroMed.
Padahal setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza adalah anak-anak. LSM Save The Children berbasis di Inggris mengatakan, jumlah anak yang meninggal di Palestina akibat bom ‘Israel’ melebihi jumlah anak terbunuh dalam konflik di seluruh dunia tahun 2020 – 2022.
‘Israel’ menghalalkan segala cara agar rakyat Gaza, para dokter dan petugas rumah sakit, juga warga Palestina pergi dari tempat tinggalnya dan tidak kembali atau punah.
“Apa yang dulu ada di Gaza tidak akan ada lagi,” begitu sesumbar Menteri Pertahanan ‘Israel’ Yoav Gallant saat memberi motivasi bala tentara di dekat pagar Gaza.
Bagaimana rakyat Gaza menghadapi cobaan berat ini?
“Ini yang Allah tetapkan bagi kita, alhamdulillah!,” kata seorang remaja Gaza yang kehilangan semua keluarganya. “Aku redha Ya Allah, jika ini untuk menebus Al-Quds (Al-Aqsha),” demikian juga diucapkan seorang ibu yang baru saja kehilangan semua anak-anaknya.
“Selama para pemuda garis depan (pejuang) kami dalam keadaan baik. Allah Swt akan membalas semua kebaikan di akhirat,” kata seorang ibu asal Jabaliyah.
Begitulah sikap rakyat Palestina, menjaga Baitul Maqdis dan Masjidil Aqsha, kiblat pertama umat Islam sedunia dan menjaga kehormatan umat Islam sedunia.[]
Jendela 2
Baitul Maqdis bukan Sekedar Kemanusiaan
Akan menetap orang yang teguh membela agama, dan pusat berkumpulnya generasi yang ditolong Allah, itulah Baitul Maqdis
Hari Ahad, 5 November 2023 lalu, jutaan orang berkumpul di Lapangan Monumen Nasional (Monas) Jakarta Pusat untuk mengikuti “Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina”.
Aksi solidaritas yang digagas Majelis Ulama Indonesia (MUI) bersama organisasi massa lintas agama ini dihadiri sejumlah tokoh nasional, menteri kabinet dan wakil-wakil agama di Indonesia.
“Kami ingin menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan bangsa Palestina,” Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi.
Dukungan serupa serentak diadakan warga dunia, tidak peduli agamanya. Di London (Inggris), Berlin (Jerman), Paris (Prancis), Ankara, Istanbul (Turki), dan Washington DC, Amman (Jordania), Roma, Naples, Milan (Italia), Damaskus (Suriah), Johannesburg (Afsel) semua turun jalan.
Di London ratusan ribu pengunjuk rasa berkumpul di tengah hujan di Marble Arch dekat Hyde Park London sebelum berbaris ke distrik pemerintah, Whitehall. Dukungan juga mengalir dari pemain dan suporter dalam derby Merseyside antara Liverpool melawan Everton, di Stadion Anfield, Sabtu, 21 Oktober 2203 malam.
Tidak lupa, jutaan Muslim di Malaysia, Turki, India dan Pakistan turun jalan setiap pekan memberikan dukungan moral kepada bangsa Palestina agar terbebas dari penindasan dan penjajahan ‘Israel’.
Bahkan seorang tokoh Yahudi Ortodoks anti-Zionis di New York, Rabbi Dovid Feldman ikut bergabung dalam unjuk rasa dengan alasan kemanusiaan dan kebebasan. “Kami mendukung hak-hak Palestina, Kami Yahudi malu dengan apa yang terjadi di sana,” ujarnya di London, dikutip dari TRT World.
“Pembunuhan, pencurian, penindasan terhadap sekelompok orang, semua ini dilarang penuh menurut ajaran Yahudi,” ujarnya.
Baitul Maqdis yang Mulia
Bagi sebagian orang, membela Palestina karena alasan kemanusiaan. Namun dalam Islam, Baitul Maqdis — yang di dalamnya ada Masjidil Aqsha yang kini terjajah– memiliki kedudukan tinggi dari sekedar kemanusiaan.
Banyak surat dalam Al-Quran dan hadist Nabi ﷺ telah menyinggung hal ini. Allah SWT mengatakan Baitul Maqdis adalah tempat yang diberkahi. “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya (Nabi Muhammad) pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS: Al-Isra’: 1).
Palestina dan Baitul Maqdis adalah negeri para nabi. Banyak nabi-nabi lahir, hidup, dan dimakamkan di sana, seperti Nabi Ibrahim as., Nabi Ishak as., Nabi Yakub as., Nabi Sulaiman as., Nabi Musa as., Nabi Daud as., dan lainnya.
Palestina dan Baitul Maqdis tempat dikumpulkan dan dihidupkan kembali semua umat manusia, sejak Nabi Adam as hingga generasi akhir zaman.
Ini adalah tempat yang direkomendasi Nabi ﷺ untuk diziarahi. Dari Abu Hurairah ra., dari Rasulullah ﷺ bersabda, yang artinya; “Janganlah kalian bersusah payah melakukan perjalanan jauh, kecuali ke tiga masjid; Masjid al-Haram (di Makkah), Masjid ar-Rasul ﷺ (di Madinah) dan Masjid al-Aqsha (di Palestina).” (HR. Muslim).
Karena itulah, Umar bin Khattab, dalam Al Majma’ Az Zawaid pernah berkata; “Sebaik-baik tempat tinggal adalah Baitul Maqdis. Orang yang hidup di sana seperti mujahid di jalan Allah. Dan sungguh akan datang saman ketika seseorang berkata, “Jika saja aku ini adalah bata dari dinding Baitul Maqdis.”
Bahkan Nabi ﷺ mengatakan, di tempat ini, akan menetap orang yang teguh membela agama Allah, dan pusat berkumpulnya generasi yang ditolong Allah hingga hari kiamat.
“Senantiasa ada kelompok dari umatku yang menampakkan kebenaran terhadap musuh mereka. Mereka mengalahkannya dan tidak ada yang membahayakan mereka orang-orang yang menentangnya, hingga datang kepada mereka keputusan Allah ‘azza wa jalla, dan tetaplah dalam keadaan demikian.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, di manakah mereka?” Rasulullah bersabda, “Di Baitul Maqdis dan di sisi-sisi Baitul Maqdis.” (HR Ahmad, Thabrany, Ibnu Huzaimah). []
Jendela 3
Solidaritas dan Jihad Harta
Masih ada peluang jihad harta untuk membantu saudara kita yang teraniaya di Palestina
Bertepatan perhatian dunia yang fokus genosida di Gaza, Palestina, tanggal 20 Desember, dunia memperingati Hari Solidaritas Kemanusiaan Internasional.
Beberapa tahun belakangan, Indonesia, mendapat kehormatan sebagai “bangsa paling dermawan” oleh Charities Aid Foundation (CAF), yang lebih dari satu dekade merilis World Giving Index.
Dari 119 negara yang masuk dalam indeks CAF, Indonesia memperoleh nilai indeks 68 persen, paling tinggi sedunia pada tahun 2022. Agama kita, sangat kaya anjuran solidaritas dan ukhuwah.
“Tidak beriman (dengan sempurna) salah seorang di antara kalian sebelum dia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Kata Rasulullah ﷺ, “Barangsiapa yang tidak peduli dengan urusan kaum muslimin maka dia tidak termasuk golongan mereka.” (HR. Ath-Thabrani).
Anjuran Jihad Harta
Para ulama menganjurkan jihad harta bagi yang tidak bisa jihad fisik, sebagaimana kita tidak bisa membantu saudara kita di Palestina hari ini. Jihad harta ini telah ditekankan Allah swt di dalam al-Qur’an.
“Berangkatlah kamu dalam keadaan ringan atau berat dan berjihadlah dengan hartamu dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu lebih baik bagi dirimu jika kamu mengetahuinya.“ (QS: At Taubah: 41).
Rasulullah ﷺ bersabda yang artinya: “Barangsiapa menginfakkan hartanya di jalan Allah maka ditetapkan pahala baginya 700 kali lipat.“ (HR. Tirmidzi).
Karenanya Persatuan Ulama Muslim Internasional (IUMS) dalam fatwa terbarunya berjudul “Fatwa Mengenai Tugas Pemerintah Islam terhadap Invasi Zionis ke Gaza” mengatakan wajib hukumnya membela Palestina –baik dukungan militer atau finansial– sebagaimana dukungan Barat pada ‘Israel’.
Sementara Al-Azhar Ash-Syarif, institusi keilmuan Islam terbesar dan tertua di dunia juga mengajak pemerintah negara Arab dan Islam memberikan bantuan finansial pada rakyat Palestina.
“Al-Azhar menyerukan kepada seluruh pemerintah Arab dan Islam untuk segera memberikan bantuan kepada saudara-saudara mereka di Palestina, dan untuk mengerahkan segala kemampuan yang mereka miliki berupa kekayaan dan kekuatan untuk menolong dan mendukung mereka, serta menghentikan penindasan yang dilakukan oleh perampas dzalim ini terhadap mereka.”
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Fatwa, Dr KH Asrorun Niam Sholeh mengajak umat Islam menyalurkan dana zakat untuk mendukung perjuangan bangsa Palestina melalui Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang sudah resmi.
“MUI mengajak seluruh umat Islam yang wajib zakat, serta BAZNAS atau LAZNAS se-Indonesia untuk mendistribusikan sana zakatnya guna mendukung perjuangan bangsa Palestina,” kata Niam Sholeh.
Nah, salurkan segera dukungan dan zakat Anda melalui Baitul Maal Hidayatullah (BMH). []