Di Kota Ponorogo, terdapat sebuah masjid kecil bernama Masjid Darul Huda. Sejak pertama kali berdiri lebih dari 20 tahun lalu, masjid ini menjadi tempat sujud, tempat mengaji, dan pusat kegiatan ibadah bagi warga sekitar.
Namun kini, Masjid Darul Huda berada di ambang kehancuran. Dinding-dindingnya sudah rapuh dan berlubang dimakan usia, kayu-kayu penyangga mulai lapuk, lantainya retak, dan atapnya bocor di berbagai sisi. Jika angin kencang bertiup, atapnya berderak keras, seolah siap roboh kapan saja.
Meski dalam kondisi yang mengkhawatirkan, warga tetap beribadah di masjid ini. Setiap hari, anak-anak datang dengan penuh semangat untuk belajar membaca Al-Qur’an, meskipun mereka harus duduk di lantai dingin yang mulai retak dan lembab karena sering terkena rembesan air hujan. Setiap malam Selasa dan Jumat, ibu-ibu serta para lansia berkumpul di mushola ini untuk mengaji dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka tahu masjid ini tidak aman, tapi ke mana lagi mereka harus pergi?
Pak Parni, sang takmir masjid, adalah sosok yang paling gigih berjuang agar tempat ibadah ini tetap berdiri. Beliau bukan orang kaya, hanya seorang petani biasa. Setiap hari, selepas bekerja di ladang, beliau menyisihkan sebagian kecil dari upahnya untuk membeli material seadanya guna memperbaiki masjid ini. Namun, biaya yang dibutuhkan sangat besar, jauh melebihi apa yang mampu dikumpulkan dari hasil kerja kerasnya sebagai petani.
Saya hanya ingin mushola ini tetap bisa digunakan. Kalau ini sampai roboh, anak-anak mau mengaji di mana? Ibu-ibu dan para lansia mau mengaji di mana? ujar Pak Parni dengan mata berkaca-kaca.
Pernah suatu kali, beberapa warga mencoba bergotong royong untuk memperbaiki masjid ini dengan bahan seadanya. Namun, tanpa material yang layak dan dana yang cukup, masjid ini hanya bisa diperbaiki sementara, tidak untuk jangka panjang.
Sekarang, masjid ini benar-benar dalam kondisi kritis. Jika tidak segera direnovasi, bukan hanya ibadah yang terganggu, tetapi juga keselamatan warga yang terancam. Dinding bisa roboh sewaktu-waktu, atap bisa runtuh menimpa para jamaah yang tengah bersujud.
Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang memakmurkan masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. At-Taubah: 18)
Sahabat dermawan, hari ini, mereka membutuhkan uluran tangan kita. Jangan biarkan Mushola Darul Huda hancur begitu saja! Bantu Pak Parni dan warga merenovasi masjid ini agar lebih aman, nyaman, dan layak untuk ibadah.
Setiap rupiah yang kita sisihkan, akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir pahalanya, bahkan setelah kita tiada.
💰 Mari sisihkan sedikit dari rezeki kita untuk membangun kembali Masjid Darul Huda!
InsyaAllah, setiap sujud, setiap ayat yang dibaca, akan menjadi pahala yang tak terputus untuk kita.
Jangan biarkan Masjid Darul Huda ini roboh tanpa perhatian kita. Mari bersama, kita bangun kembali rumah Allah ini!
1. Klik Tombol DONASI SEKARANG
2. Masukan Nominal yang ingin didonasikan
3. Pilih Bank (GO-PAY/BNI/BNI Syariah/Mandiri/BCA/BRI/Kartu Kredit)
DISCLAIMER : Donasi kalian tidak hanya disalurkan untuk pembangunan Pondok Pesantren Nurur Rahma jika pembangunan pondok pesantren Nurur Rahma sudah terpenuhi akan disalurkan untuk pembangunan pondok pesantren lainnya yang ada di Jawa Timur.
Belum ada Fundraiser