Di balik perayaan Idul Adha yang penuh berkah, terselip kisah persahabatan yang menginspirasi antara Imam Fatih Farhat, dai muda BMH asal Kalimantan Timur, dan Mamman Mustoupha, seorang ulama dari Niger. Persahabatan mereka bermula saat keduanya sama-sama menuntut ilmu di Sudan pada 2011, lalu dilanjutkan selama studi di Universitas Islam Madinah, hingga akhirnya menjadi jembatan bagi penyaluran bantuan kurban di Desa Konni, Niger.
Mamman kini menjabat sebagai Mudir (Direktur) sebuah rumah Alquran di Distrik Thouhua, Desa Konni, sebuah wilayah terpencil yang berbatasan dengan Nigeria. Berkat kedekatan iman dan semangat berbagi, BMH mulai masuk ke desa tersebut sejak empat tahun lalu untuk mendistribusikan hewan kurban. Bantuan ini sangat dinantikan oleh warga yang jarang bisa menikmati daging, kecuali saat Hari Raya Idul Adha.
Daging Kurban Jadi Harapan Warga Desa Konni
Bagi warga seperti Ibu Hafsah, daging kurban dari BMH adalah berkah langit yang hanya mereka rasakan setahun sekali. “Selama ini kami tidak bisa makan daging kalau bukan karena bantuan BMH,” ujarnya haru. Antusiasme juga datang dari Syekh Mamman Moustpha Bachir, Lc., Ph.D., yang berharap BMH terus peduli dan memberikan manfaat bagi masyarakat Niger.
Perjuangan kemanusiaan dan dakwah ini tak hanya menyentuh hati warga lokal, tetapi juga menjadi bentuk diplomasi kebaikan Indonesia di kancah internasional. Kisah persahabatan yang lahir dari bangku pendidikan kini menjelma menjadi aliran berkah yang terus mengalir, melintasi benua dan budaya.