Ustad Khairullah, begitu beliau biasa disapa oleh masyarakat sekitar. Pria dengan nama lengkap Muhammad Khairullah, baru beberapa bulan ini, tepatnya pertengahan tahun 2023 menjadi mubalig atau da’i dan juga guru ngaji di daerah Suku Tengger, di Desa Argosari Kec. Senduro Lumajang.. menggantikan Ustad Bukhori yang telah diamanahi tugas dakwah ditempat lain.
Ustad Khairullah berkata “Pertama kali ketika saya dikabari perihal penugasan saya di Tengger, saya merasa senang dan juga merasa tertantang untuk ikut andil dalam membangun peradaban islam di suku Tengger, Namun disamping itu pada awalnya saya juga merasakan rasa minder perihal kapasitas pribadi saya, dikarenakan amanah ini merupakan amanah yang berat, amanah yang juga pernah Allah SWT embankan kepada Para Nabi dan Rasul, oleh karena hal itulah yang menjadi beban pikiran tersendiri bagi saya pribadi, mampukah saya untuk mengemban amanah ini?, inilah pertanyaan selalu terngiang dalam pikiran saya”
Kondisi kehidupan yang berada di lereng gunung, membuat Ustad Khairullah harus bekerja lebih ekstra dalam berjuang. Bahkan akhir-akhir ini, dia berpikiran untuk menyerah dan turun gunung untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Hal ini disinyalir karena keterbatasan ekonomi dan penghasilan seadanya.
Namun dia berhasil mengenyahkan pikirannya, dan kembali ke prinsip serta tekadnya, demi menjalankan amanah dari gurunya dalam dakwah Islam, meski di tengah situasi dan kondisi apapun.
Kondisi rumah yang ditinggali Ustad Khairullah saat ini masih memprihatinkan, terbuat dari dinding kayu triplek tipis dan beberapa ada yang berlubang, beratap seng, dan berlantai tanah, tidak bisa menahan hawa yang sangat dingin untuk tidak masuk ke dalam rumah beliau. ada juga yang mewakafkan tanah, tapi belum ada biaya untuk membangunnya, kata Ustad Khairullah
Kendaraan motor menjadi satu-satunya transportasi yang digunakan untuk naik-turun gunung, dengan ongkos dari kantong pribadi. Hal tersebut menjadi kendala baginya sebagai seorang mubalig di pelosok dusun yang penghasilannya tak menentu dan tak seberapa.
Berdakwah di daerah terpencil seperti di Tengger ini, memang bukanlah hal yang cukup mudah untuk dilakukan, banyak hal yang menjadi batu sandungan tersendiri bagi kami pribadi dalam melaksanakan dakwah ditengger seperti perbedaan bahasa, budaya, kondisi alam Tengger yang memiliki suhu yang dingin dan sering berkabut serta kondisi medan yang terjal, dan kondisi agama islam itu sendiri yang masih menjadi minoritas di suku tengger.
Ia pun berharap dukungan dari semua pihak untuk bisa mendukung perjuangan Dai-dai di daerah terpenci di lereng-lereng gunung, dengan memberikan tempat tinggal yang layak dan membantu perekonomiannya yang berkelanjutan. Dengan begitu, mereka bisa fokus untuk mendidik anak-anak Suku Tengger, para mualaf, dan kaum muslim yang ada di lereng Gunung Bromo serta beberapa daerah pelosok lainnya.
Donasi dari kita akan sangat bermanfaat bagi mereka. Yuk berdonasi!
#SahabatPeduli, jangan biarkan Ustad Khairullah dan sahabat-sahabatnya yang juga mubalig dan guru ngaji, jangan menyerah dalam berdakwah dan mengajar ngaji untuk anak-anak Suku Tengger. Beratnya perjuangan dakwah mereka di daerah pegunungan dan pelosok dusun mungkin akan terasa ringan jika kita turut mendoakan dan membantu menyiapkan dana untuk mereka.
Bersama BMH, kita dapat memperkuat dakwah di Senduro Tengger Lumajang :
Tidak hanya berdonasi, teman-teman juga bisa membantu dengan cara menyebarkan halaman galang dana ini ke orang-orang terdekat agar semakin banyak orang yang ikut membantu.
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik