Renovasi Rumah Quran Al-Isra' di Pulau Saobi
Di sebuah pulau kecil nan terpencil bernama Pulau Saobi, berdiri sebuah bangunan sederhana yang sarat akan nilai perjuangan dan pengabdian. Rumah panggung yang terbuat dari kayu itu adalah Rumah Quran Al-Isra', sebuah tempat yang telah menjadi saksi perjalanan panjang pengajaran Al-Quran di tengah lautan lepas. Didirikan pertama kali oleh Almarhum Ustaz Samba Agung pada tahun 1963, dan dilanjutkan oleh putranya, Ustaz Isra’i pada tahun 2002, bangunan ini telah menjadi pusat kehidupan spiritual dan pendidikan bagi anak-anak serta warga sekitar.
Namun kini, rumah panggung tersebut tampak tua dan rapuh. Lantainya mulai goyah, dinding-dinding kayunya mulai lapuk dimakan waktu. Bangunan ini sudah tidak lagi bisa menampung orang banyak seperti dulu, ketika warga masih bisa sholat berjamaah di dalamnya. Kini, hanya anak-anak yang mengaji setiap sore, itupun harus dibagi menjadi beberapa sesi agar tidak banyak yang menaiki bangunan secara bersamaan—takut lantainya rubuh dan mencelakai mereka.
Pulau Saobi, tempat di mana rumah Quran ini berdiri, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Untuk mencapai pulau ini, dibutuhkan perjalanan panjang dan menantang, menyeberangi laut, dan melewati sungai yang seolah menembus hutan belantara. Warga di sini mayoritas hidup sebagai nelayan dengan pendapatan yang pas-pasan, membuat mereka tak sanggup untuk merenovasi bangunan yang sudah semakin usang itu.
Harapan saya dan warga di Pulau Saobi, agar Rumah Quran Al-Isra' bisa dibangun menjadi musholla yang permanen, sehingga kami bisa kembali sholat lima waktu di sana. Anak-anak pun bisa mengaji dengan nyaman tanpa takut bangunannya runtuh dan mencelakai mereka, kata Ustaz Isra’i dengan penuh harap.
Meski hati mereka penuh dengan niat mulia untuk memperbaiki Rumah Quran ini, keterbatasan ekonomi dan mahalnya bahan-bahan bangunan yang harus didatangkan dari luar pulau, seperti Sumenep, membuat upaya renovasi ini seolah hanya menjadi mimpi yang tak terwujud. Setiap hari, bangunan ini semakin rapuh, dan harapan warga perlahan tergerus oleh waktu.
Saudara-saudara, di balik perjalanan panjang menuju Pulau Saobi, tersembunyi impian besar dari ratusan anak-anak yang ingin belajar Al-Quran dengan aman. Mereka mengaji dengan semangat, meski harus bergantian karena takut bangunan rubuh. Mereka belajar dalam keterbatasan, tapi harapan mereka besar—bahwa suatu hari nanti, Rumah Quran Al-Isra' bisa menjadi tempat yang kokoh, tempat mereka berteduh di bawah naungan agama.
Kini, kami mengajak Anda untuk ikut mengambil bagian dalam perjalanan ini. Mari kita bantu wujudkan impian mereka. Setiap rupiah yang Anda berikan, bukan hanya akan membangun kembali bangunan ini, tetapi juga akan membangun masa depan generasi yang berpegang pada Al-Quran. Bersama kita bisa merenovasi Rumah Quran Al-Isra' menjadi musholla yang kuat dan kokoh, menjadi tempat ibadah dan tempat belajar yang aman bagi anak-anak serta warga Pulau Saobi.
Mereka sudah berusaha semampu mereka. Sekarang, saatnya kita ulurkan tangan kita, untuk menggenapi perjuangan mereka. Mari kita jadikan mimpi ini nyata. Setiap donasi Anda adalah langkah menuju masa depan yang lebih baik bagi mereka.
Wakafkan kebaikan Anda untuk Rumah Quran Al-Isra'.
Rumah Quran Al -isra' berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu yang saat ini sudah usang lantainya dan dindingnya tampak rapuh.
Rumah Qur'an Al isra' di dirikan pada sekitar tahun 1963 M oleh Alm.Ust.Samba Agung (Ayahnya Ust.Isra'i) terus dibangun bentuk surau pada tanggal 5 juli 2002 oleh Ust.isra'i
Melanjutkan perjuangan ayahandanya Almarhum Samba' Agung
Dulu rumah quran ini dipakai warga buat sholat fardu berjamaah juga, tapi karena saat ini kondisi bangunan tidak memungkinkan bila dinaiki orang banyak, maka saat ini hanya di pakai buat ngaji dan belajar quran setiap sore oleh anak-anak saja, itupun dibagi waktunya menjadi beberapa sesi, agar tidak banyak anak-anak yang menaiki bangunan ini secara bersama-sama, takut rubuh lantainya.
Warga sebenarnya sudah berinisiatif buat merenovasinya tapi karena ekonomi warga yang pas-pasan dan harga bahan yang mahal, karena harus didatangkan dari sumenep madura. Maka itu hanya menjadi angan – angan saja.
“ Harapan Saya dan warga di pulau soubi, agar rumah quran Al isra’ bisa dibangun permanen, menjadi musholla agar bisa dipakai buat sholat lima waktu juga oleh warga disini dan anak-anak bisa mengaji dengan nyaman, tidak kuwatir bangunan rubuh yang bisa mencelakai anak-anak “
Pulau Saobi adalah desa yang secara garis teritorial berada di kecamatan Kangayan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Indonesia
Gugusan pulau dengan luas wilayah 436, 83 hektar di Kecamatan Kangayan ini terdiri dari 3 pulau, yaitu pulau Saubi sendiri, pulau Sapapan, dan pulau Bungin Nyarat
4.153 penduduk, yang terdiri dari 1.910 penduduk laki-laki dan 2.243 penduduk wanita, dengan mata pencaharian 70 persen sebagai nelayan.
Secara geografis, pulau Saubi berbatasan langsung dengan Laut Bali di sebelah selatan.
Perjalanan yang panjang ditempuh untuk mencapai Pulau Saobi, dimulai dari 4 jam perjalanan dari Surabaya menuju Sumenep, dilanjutkan dengan 12 jam perjalanan menyebrang ke Kepulauan Kagean. Tidak behenti sampai di situ, berjalan menuju Sungai Batu Guluk dan menyeberangi sungai bak amazon yang bermuara di lautan lepas.
Belum ada donasi untuk penggalangan dana ini
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik